1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Prospek Ekonomi Suram, Jerman Berstrategi Hadapi Resesi

26 Februari 2024

Laporan ekonomi tahunan pemerintah Jerman suram. Harapan bahwa keadaan akan pulih pada 2024 sirna sudah. Perusahaan dan masyarakat merasa khawatir. Apa strategi pemerintah dan Menteri Ekonomi Robert Habeck?

https://p.dw.com/p/4cmeL
Menteri Ekonomi Robert Habeck
Menteri Ekonomi Robert Habeck menyampaikan laporan ekonomi tahunan yang suram kepada parlemenFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, menyampaikan angka-angka ekonomi yang suram kepada parlemen pada hari Kamis (22/02). Habeck menyampaikan rasa urgensi sambil berusaha tidak memberikan gambaran yang terlalu suram mengenai situasi secara keseluruhan.

Inflasi memang berhasil diturunkan, dari rata-rata 5,9% tahun lalu dan diperkirakan turun menjadi 2,8%, menurut laporan ekonomi tahunan pemerintah Jerman. Di hadapan Bundestag, Habeck mengungkapkan harapan bahwa konsumsi dapat meningkatkan perekonomian Jerman.

Perekonomian tidak begitu baik, ini memang bukan hal baru."Dibandingkan dengan sebagian besar negara industri besar lainnya, negara kita tertinggal jauh. Kita tidak melihat adanya peluang pemulihan yang cepat pada tahun 2024,” kata Presiden Federasi Industri Jerman, Siegfried Russwurm, pada Januari lalu.

Di luar perkiraan banyak orang, pemerintah Jerman menurunkan proyeksi pertumbuhannya secara signifikan pada tahun 2024, yakni dari 1,3% menjadi 0,2%. Hal ini "cukup mengejutkan," kata Almut Balleer dari Institut Penelitian Ekonomi RWI di Essen dalam sebuah diskusi.

Kabar baik dari pasar tenaga kerja

Ketidakpastian ini terlalu besar, ujar Balleer memperingatkan. Ia secara khusus menyalahkan para pembuat kebijakan. "Banyak yang berharap bahwa segala sesuatunya akan membaik setelah diumumkannya agenda tentang transisi energi dan tantangan masa depan lainnya dapat diatasi."

Namun ada beberapa perkembangan positif juga. Menteri Keuangan Christian Lindner mengatakan inflasi sudah dapat dikendalikan. Upah dan gaji telah meningkat, sehingga masyarakat punya kemampuan membelanjakan uang dan mendorong konsumsi. Namun masyarakat tidak berbelanja sebanyak yang diharapkan, malah memilih untuk menabung.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Selain inflasi yang terkendali, pasar tenaga kerja yang stabil juga memberikan secercah harapan. Sekitar 46 juta orang bekerja di Jerman dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun ini.

Ekonomi lambat, waktunya nabung atau berutang?

Partai-partai di pemerintah yang terdiri dari Partai Sosialdemokrat SPD, Partai Hijau, dan Partai Demokrat Liberal FDP yang ramah bisnis, sejauh ini gagal menyepakati tindakan yang jelas. Perselisihan terus mengemuka, terutama antara Menteri Ekonomi Robert Habeck dari Partai Hijau dan Menteri Keuangan Christian Lindner yang memimpin FDP.

Keduanya sepakat bahwa daya saing Jerman sebagai tempat berbisnis tengah terancam. Pada rilis laporan ekonomi tahunan di Berlin minggu ini, Robert Habeck berbicara tentang "situasi yang sangat menantang."

Christian Lindner bersikeras menurunkan pajak bagi perusahaan, tapi Habeck menyerukan dana khusus yang dibiayai utang untuk mendanai lebih banyak investasi. Gagasan ini ditolak Lindner.

Perubahan demografi Jerman

Jerman menderita permasalahan struktural yang telah menumpuk selama bertahun-tahun. Menurut Habeck, kekurangan pekerja dan pekerja terampil adalah masalah utama, dan akan semakin parah di tahun-tahun mendatang sehingga menghambat pertumbuhan.

Yang dibutuhkan adalah pendidikan yang lebih tinggi, peluang yang lebih baik bagi perempuan, dan insentif yang lebih baik bagi para lansia agar mau bekerja lebih lama. Selain itu, Jerman juga butuh lebih banyak imigrasi pekerja terampil dan integrasi pengungsi yang lebih baik ke pasar tenaga kerja. 

Proyek reformasi yang digagas pemerintah termasuk perluasan energi terbarukan dan subsidi untuk membantu sektor industri menjadi netral iklim. Juga mengurangi birokrasi yang tidak perlu dan, jika diperlukan birokrasi tambahan, memastikan bahwa birokrasi tersebut proporsional.

Selain itu, Jerman juga berencana memperluas hubungan dagang dengan negara lain, membangun perumahan yang lebih terjangkau dan modernisasi infrastruktur transportasi. Untuk tahun 2024, dana investasi yang direncanakan sebesar €70 miliar (sekitar Rp1,5 kuadriliun). Selain itu, ada juga €49 miliar lainnya dari dana iklim.

Namun SPD, Partai Hijau, dan FDP masih jauh dari rencana mereka untuk membangun 400.000 rumah baru setiap tahunnya. Pengurangan birokrasi, yang dicanangkan saat pemerintah mengambil alih kekuasaan, juga belum membuahkan kemajuan.

Harga energi lebih terjangkau

Menteri Perekonomian Habeck melihat secercah harapan pada harga energi. Gas, dan listrik, sekarang jauh lebih murah daripada tahun-tahun lalu. Namun apakah ini cukup untuk bersaing secara internasional?

Marcel Fratzscher, Presiden Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW), menyatakan keraguannya. "Dalam jangka pendek, tidak akan ada perubahan terhadap biaya energi, yang harganya jauh lebih tinggi di Jerman dibandingkan dengan negara lain yang tidak terlalu bergantung pada gas dan minyak Rusia," kata Fratzscher. 

Apakah Jerman Lakukan Deindustrialisasi?

Fratzscher berpendapat bahwa secara finansial, mendukung perusahaan-perusahaan yang boros energi adalah pendekatan yang salah.

"Transformasi tidak bisa berarti memperkuat struktur yang ada, namun harus memungkinkan adanya perubahan. Tidak terlalu buruk jika beberapa perusahaan padat energi merelokasi produksi dan lapangan kerja ke luar negeri."

Di sisi lain, ia berpendapat bahwa industri masa depan harus dipromosikan. "Saat ini, apa yang saya lihat adalah tidak adanya orientasi strategis yang melibatkan rencana, prioritas, dan yang terpenting, koordinasi kebijakan Eropa."

(ae/hp)