1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tentara Suriah Menyerbu Kota Rastan

27 September 2011

Didukung tank dan helikopter , pasukan pemerintah Suriah memasuki Rastan,sebuah kota strategis yang dilalui jalan utama menuju Turki.

https://p.dw.com/p/12h9y
Demonstrasi di SuriahFoto: dapd

Puluhan tank dan kendaraan lapis baja menyerbu Kota Rastan, menggempur para tentara pembelot, setelah berbulan-bulan berlangsung aksi damai menentang kepemimpinan Presiden Suriah, Bashar al Assad.

Seorang warga bercerita tank memasuki kota Rastan pada malam hari dan terdengar suara tembakan dan ledakan tiada henti. Sementara warga lainnya menceritakan, tembakan dilancarkan dari helikopter-helikopter di sekitar rumahnya di pinggiran selatan Rastan. Selama dua hari warga tak bisa keluar rumah. Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah korban yang berjatuhan.

Syrien Demonstration gegen die Regierung
Demonstrasi di SuriahFoto: AP

Ratusan tentara yang menolak menembaki para demonstran membentuk batalyon Khaled Bin al Walid. Dipimpin oleh Kapten Abdelrahman Syeik pasukan ini memiliki sejumlah tank. Tentara pembelot tersebut menyerang bus-bus tentara dan perintang jalan yang dijaga oleh tentara dan milisi pro Assad, yang dikenal dengan sebutan ‘shabbihha'.

Badan Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan lebih dari 2700 orang tewas, termasuk 100 anak-anak, dalam setengah tahun masa pemberontakan terhadap rezim penguasa.

Warga terus menuntut penggulingan rezim Bashar al Assad. Salah satunya dengan cara mengirimkan tanda darurat SOS melalui situs internet Youtube.

Aksi protes terus dilancarkan dengan cara damai, namun jumlahnya semakin berkurang. Hanya sepersepuluh yang turun ke jalan-jalan pada bulan Agustus.  Sementara dari pihak pemerintah menyalahkan geng bersenjata yang disebut berada di balik aksi kekerasan.

Tuduhan kuno ini menghangat lagi. Sejak awal aksi protes, kepemimpinan yang otoriter terus mengatakan bahwa  sebagian warga yang tergabung dalam aksi protes  merupakan gerombolan bersenjata.

Syrian Foreign Minister Walid Al-Moualem addresses the 66th session of the United Nations General Assembly at U.N. headquarters Monday, Sept. 26, 2011. (AP Photo/Richard Drew)
Walid Al-MoualemFoto: AP

Media pemerintah juga mengkriminalisasi oposisi dengan mengarang kisah bahwa oposisi menculik dan membunuhi para tentara pemerintah. Tak hanya itu, di hadapan PBB, menteri Luar Negeri Suriah Walid al Moualem mengeluhkan negeranya terkena kampanye teroris. Seorang pengamat masalah Suriah di Beirut, Hilal Kashan mengatakan hal ini merupakan pembalikan fakta, "Ini tidak masuk akal. 40 tahun negara ini diperintah dengan tangan besi, kemudian muncul gerombolan bersenjata yang menyebabkan kegoyahan. Setelah rezim yang berkuasa gagal menjaga itu. Saya menyadari bahwa ada kekerasan. Namun aksi militer yang berlebihan tak bisa dibenarkan. Itu hanyalah alasan yang dikeluarkan oleh penguasa, tidak lain.“

Tak hanya itu dalam pertemuan di PBB, menlu Suriah al Moualem juga menuding intervensi asing berada dibalik tuntutan warga atas kebebasan berpolitik.

ap/afp/dw/ Ayu Purwaningsih

Editor : Nangoy