1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

301110 Peking Wikileaks

30 November 2010

Pemerintah China melihat hubungannya dengan Korea Utara lebih kritis daripada yang secara resmi digambarkan. Hal ini tersirat dalam bocoran Wikileaks terakhir

https://p.dw.com/p/QMMV
Foto: picture-alliance/dpa

"Pyongyang bersikap seperti anak manja." Begitu tertera dalam salah satu dokumen komunikasi Amerika Serikat yang mengutip kata-kata Wakil Menlu China, He Yafei April tahun lalu. Ketika itu, Korea Utara baru saja menggelar sejumlah uji coba rudal. Hal ini dan sejumlah pernyataan lain terdapat dalam dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh situs internet Wikileaks.

China mengeluhkan, Korea Utara seperti anak yang ingin diperhatikan oleh orang-orang dewasa, dalam hal ini Amerika Serikat. Kementrian Luar Negeri sekarang berusaha membatasi reaksi terhadap bocoran-bocoran mengenai masalah ini. Jurubicara Kementrian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan,"Kami telah melihat laporan-laporannya. Kami berharap, bahwa Amerika Serikat akan bertindak sepantasnya dalam masalah ini. Kami tidak mengomentari isi dari dokumen-dokumen itu."

Sikap pemerintah China bukan tidak berlasan. Dalam sejumlah dokumen terlihat bahwa Beijing tidak selalu puas dengan sikap mitranya di Korea Utara. Selain itu sejumlah dokumen lain menyingkap bahwa China bahkan bersedia menerima persatuan kembali Korea, dibawah pengawasan Korea Selatan. Namun seandainya Korea Utara dan Korea Selatan bergabung kembali menjadi satu, China tidak ingin melihat militer AS di wilayah Korea Utara. Begitu catatan di dokumen yang dipublikasikan Wikileaks.

Hubungan China dengan Korea Utara bukan satu-satunya tema peka yang terdapat dalam bocoran Wikileaks. Salah satu tema lainnya adalah serangan hacker terhadap perusahaan internet Google.

Google China
Foto: AP

Harian "New York Times" yang juga menerbitkan bagian-bagian dari bocoran itu menulis, Wikileaks mendapat informasi dari salah seorang informannya yang warga negara China, bahwa serangan hacker terhadap Google itu merupakan bagian dari kampanye yang diperintahkan oleh kalangan pemimpin pemerintah China. Namun ketika ditanya apakah bocornya dokumen-dokumen itu menyebabkan masalah dalam hubungan China- Amerika Serikat, Jurubicara Kemlu Hong Lei berusaha menghindar. Ia tak mau merinci lebih jauh, "Kami harap, bahwa hubungan antara China dan AS tidak terganggu."

Di China, masyarakat tidak bisa membaca apa isi dokumen-dokumen yang dibocorkan Wikileaks. Proses penyensoran sudah bergulir dan situs Wikileaks tidak bisa diakses. Media China hanya diperbolehkan melaporkan garis besar kasus pembocoran dokumen rahasia ini. Aspek-aspek yang terkait langsung dengan pemerintahan China tidak bisa diberitakan.

Juga di internet terlihat hanya sedikit komentar, hal itu menunjuk pada kegiatan badan sensor. Biasanya komentar-komentar yang dianggap kritis atau mengancam langsung dihapus dan portal-portal internet diperingatkan untuk memantau dan menjaga apa saja yang tertera pada situs mereka.

Meski begitu ada juga pengguna internet yang berkomentar mengenai bocoran Wikileaks. Si pengguna itu memuji Wikileaks, yang dinilai berani dan kuat, sambil bertanya, kapan Wikileaks akan datang ke China. Rahasia-rahasia negara kami dapat juga dipublikasikan.“

Ruth Kirchner / Edith Koesoemawiria
Editor : Marjory Linardy