1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Di Mana Oposisi Iran?

Shabnam von Hein
14 Februari 2020

Memang ada aksi-aksi protes, tapi oposisi di Iran tidak terorganisir. Jurnalis Ahmad Zeidabadi mengatakan, saat ini tidak ada gerakan oposisi yang cukup kuat di negaranya.

https://p.dw.com/p/3XlQB
Iran | Protest gegen die Regierung in Teheran
Foto: hamshahrionline.ir

Ahmad Zeidabadi adalah salah satu jurnalis paling terkenal di Iran. Dia pernah mendapat penghargaan Golden Pen of Freedom Award tahun 2010, yang dikeluarkan oleh World Association of News Publishers.

"Ketidakpuasan adalah satu-satunya hal yang menyatukan oposisi di Iran saat ini," katanya kepada DW dalam percakapan telepon.

Dia mengaku agak menghindari media Iran dan juga media sosial, karena platform itu tidak memberikan ruang untuk analisis atau dialog yang masuk akal. Orang-orang yang tidak langsung berpartisipasi dalam aksi menentang rezim sering langsung diklasifikasikan sebagai pendukung rezim dan diserang di media sosial, katanya.

Ahmad Zeidabadi sendiri yakin bahwa sistem politik di Iran memang harus direformasi. Dia sendiri pernah dipenjarakan tahun 2009, tak lama setelah Presiden Mahmoud Ahmadinejad terpilih lagi, karena dianggap terlalu kritis. Dia dan sejumlah jurnalis lain mendekam di penjara selama enam tahun.

Protests in Iran after downing of Ukrainian plane

Oposisi tidak efektif

"Tidak ada gerakan oposisi di Iran yang mampu menyalurkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat," kata Ahmad Zeidabadi. "Ada banyak kelompok di luar Iran yang melihat diri mereka sebagai bagian dari oposisi. Tapi menurut saya, tidak ada yang punya peluang serius atau mendapat dukungan yang signifikan di dalam negeri."

"Bahkan Amerika Serikat juga tidak mengandalkan kelompok-kelompok itu," tambahnya.

Memang media seperti Bloomberg melaporkan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sudah menginstruksikan para diplomatnya agar membatasi kontak dengan kelompok-kelompok oposisi Iran di AS, untuk lebih memuluskan diplomasi yang sedang digalang saat ini.

AS sebelumnya dekat dengan kelompok militan Mojahedin-e-Khalq (MEK), yang oleh Iran diklasifikasikan sebagai organisasi teroris. Organisasi itu disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan Rudy Giuliani, pengacara pribadi Presiden Donald Trump.

"Rezim Iran akan melawan sampai tidak ada pilihan lain”

"Republik Islam Iran tidak sedang berada di ambang kehancuran," kata jurnalis dan penulis Iran Reza Alijani. Jadi "kita harus berpikir secara realistis."

Reza Alijani pernah dipenjara berkali-kali selama 1980-an, sekarang dia tinggal di Paris.

"Kalau melihat sejarah kebijakan luar negeri Republik Islam Iran, terlihat bahwa rezim ini akan terus melawan sampai akhir yang pahit. Mereka hanya akan menyerah ketika tidak ada pilihan lain. Lihat saja yang terjadi dalam negosiasi nuklir yang berlangsung selama 13 tahun."

Bagi Reza Alijani, yang penting sekarang bukan sebuah revolusi berdarah, melainkan menciptakan reformasi jangka panjang yang diterapkan secara efektif. Dia mengusulkan dialog yang intensif di kalangan masyarakat sipil Iran, dan solidaritas yang kuat berkembang di luar jejaring sosial. (hp/vlz)