1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bersama, Sehatkan Bentang Alam Dunia

3 Desember 2018

Global Landscape Forum GLF 2018 diselenggarakan di Bonn, Jerman. Tujuan inisiatif ini adalah bagaimana menyehatkan lanskap atau bentang alam di muka bumi agar mampu berkelanjutan.

https://p.dw.com/p/39JRp
Deutschland Global Landscapes Forum, Bonn
Foto: DW/I.B. Ruiz

Kesejahteraan manusia bergantung pada bumi yang berkelanjutan. Pasokan makanan yang aman dan berlimpah, kesehatan masyarakat, keamanan dalam mata pencaharian atau pendapatan, berjalananya transaksi  perdagangan dan membuka peluang ekonomi, mengelola energi terbarukan, menjaga keanekaragaman hayati, pengaturan suhu iklim dan keamanan pasokan air adalah di antara banyaknya sumber daya yang didukung oleh hutan, ladang dan lahan gambut.

Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hutan, ladang dan lahan gambut. Hutan,  misalnya, menurut Hiroto Mitsugi dari lembaga pangan dunia FAO untuk sektor kehutanan: "Rantai nilai kayu berkelanjutan dapat meningkatkan pemulihan lahan hutan dan menjadikannya kegiatan yang inklusif secara ekonomi dan sosial.”

Koordinasi langkah internasional

Dalam beberapa tahun terakhir, komitmen global untuk urusan konservasi, restorasi bentang alam dan pengurangan emisi telah mempercepat  upaya menuju masa depan yang lebih aman, lebih adil dan lebih berkelanjutan.

Langkah berikutnya dalam mencapai ikrar ini adalah dengan berusaha mencapai  Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta apa yang disebut sebagai Bonn Challange atau Tantangan Bonn -yang berusaha memulihkan 150 juta hektar lahan yang  terdegradasi dan terdegradasi-, di antaranya dengan cara memobilisasi aksi, penyediaan pendanaan, dan kemauan politik multilateral yang terkoordinasi.

Inisiatif Global Landscape Forum (GLF) di Bonn 2018 menyatukan beragam kepentingan mulai dari pengambil kebijakan, pemangku kepentingan hingga ke sektor swasta lokal dan global yang berkeinginan menemukan solusi di level bentang alam serta mengakselerasi aksi terukur di lapangan dalam menegosiasi konflik tuntutan pemanfaatan lahan yang penting bagi alam. Bersama dengan para petani dan generasi muda, berbagai pihak ini saling belajar, berbagi kisah sukses dan mengoordinasikan kerja dan kebijakan ke arah konservasi alam.

Dari hal kecil untuk manfaat besar

GLF adalah gerakan global pertama dan meruapakan platform multi-sektoral terbesar di dunia dalam hal bentang alam. Dengan menghubungkan pendekatan lanskap berkelanjutan dengan upaya-upaya global. Pertemuan  Global Landscape Forum GLF  tahun ini di Bonn menjadi wadah untuk berbagi pengalaman di berbagai sektor dan wilayah agar sama-sama beralih dari komitmen ke implementasi menyehatkan bentang alam.

"Ketidaksadarannya yang terjadi adalah ketika manusia yang tidak menyadari bahwa tanah merupakan kekayaan manusia yang paling berharga. Setiap orang harus bekerja untuk lingkungan yang lebih baik,” papar Yacouba Sawadogo, petani sederhana dari Burkina Faso pemenang The Right Livelihood Award atau Nobel Alternatif.

Metode ‘zai’ yang digunakan oleh  Yacouba Sawadogo berhasil mengembalikan hutan. ‘Zai‘ adalah praktik kuno pertanian di Afrika yang sangat mudah dan tidak mahal. Cranya dengan menggunakan sekop untuk menggali lubang kecil ke tanah yang keras dan kemudian diisi dengan kompos yang terdiri dari biji pohon, millet atau sorgum. Lubang yang digali tersbut bisa menampung air yang jatuh saat musim hujan. Sehingga teknik ‘Zai‘  mampu menjaga kelembaban dan nutrisi selama musim kemarau. Ia kemudian dikenal sebagai “The Man Who Stopped Desert” atau lelaki yang menghentikan penggurunan.

Didukung oleh pemerintah Jerman dan mitra-mitra utama seperti organisasi lingkungan CIFOR, acara GLF diikuti lebih dari 2.000 peserta pertemuan di Bonn pada tanggal 1 dan 2 Desember 2018. Kegiatan ini menampilkan ide-ide para praktisi dan ilmuwan dalam pemulihan lanskap dan ilmuwan.

Hasil dari pertemuan ini juga dapat dipantau lewat media sosial, yang akan menyajikan  perdebatan pemikiran dan rencana konkret untuk transformasi bentang alam.