1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Haid Bukan Tabu

29 Mei 2014

Menstruasi kerap dianggap sebagai hal tabu. Di India diluncurkan kampanye, agar remaja putri mendapat wawasan mengenainya, sehingga dapat menjaga kesehatan.

https://p.dw.com/p/1C8Q5
Foto: Suhail Waheed

Nasreen Jehan, lima belas tahun usianya. Ia seorang mahasiswa di negara bagian India timur, Bihar. Dengan bangga ia memamerkan gelang manik-manik kuning dan merah melingkari pergelangan tangannya. Ia mengatakan, aksesori sederhana ini adalah miliknya yang paling berharga. "Ini membantu saya melacak kalender menstruasi saya," kata remaja kelas 9 yang menuntut ilmu di sekolah yang dikelola pemerintah di Bettiah. "Selain itu, ini juga membantu saya untuk berbincang tentang menstruasi dengan teman-teman saya. "

Di gelang itu terdapat 24 manik-manik kecil yang halus dan melambangkan hari-hari periode bulanannya. Jehan membuat gelang itu sendiri saat mengikuti lokakarya ‘pentinganya kebersihan menstruasi di Bettiah‘, pada tahun lalu. Lokakarya ini diselenggarakan oleh Nirmal Bharat Yatra (NBY) yang mengkampanye sanitasi nasional dan dipelopori oleh Dewan Kerjasama Urusan Air dan Sanitasi ( WSSCC ),Jenewa. Lewat lokakarya, Jehan dan teman-temannya berdiskusi soal proses biologis menstruasi, tips mencuci kain untuk menstruasi, jika pembalut tidak tersedia.

Bukan isu tabu

Para pembina di lokakarya memberi Jehan dan kawan-kawannya sebuah pesan yang paling penting dari semua itu: bahwa menstruasi hanya proses biologi alami, jadi tidak perlu merasa malu atau takut. Di beberepa negara, seperti India, menstruasi dianggap sebagai isu tabu.

Menurut sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan oleh badan PBB untuk urusan pendidikan dan budaya, UNESCO, 225 juta remaja perempuan di India mengecap pendidikan, yang tersebar di lebih dari satu juta sekolah. Di antara mereka itu, sekitar 66 persenmya tidak memiliki pengetahuan tentang menstruasi sebelum mereka mencapai pubertas.

88 persen gadis-gadis ini tidak memiliki akses ke apa yang disebut dengan istilah WASH: air, sanitasi dan kebersihan, termasuk sabun atau perlengkapan sanitasi.

Karena soal mentruasi jarang dibahas --bahkan di antara keluarga, teman sebaya atau anggota masyarakat -- banyak wanita melakukan hal yang sangat tidak sehat selama masa periode menstruasi mereka, termasuk penggunaan kain pembalut ynag tak bersih, terkena abu atau pasir. Akibatnya, infeksi saluran reproduksi (ISR) menjangkiti sekitar 70 persen perempuan.

Hari Haid Remaja

Tahun 2014, untuk pertama kalinya, dunia akan menandai 28 Mei sebagai Hari Haid Remaja, yang dirancang untuk mengatasi tantangan di negara-negara seperti India.

Diluncurkan pada tahun 2012, kampanye kebersihan menstruasi ini membutuhkan dana sebesar 150.000 dolar. Dana itu didukung Badan Swiss untuk Pembangunan dan Kerjasama dan Yayasan Bill dan Melinda Gates, yang dapat dimanfaatkan sampai tahun 2016.

Kini lebih dari 12.000 anak perempuan di seluruh negeri mengatakan, pecahnya keheningan sekitar isu menstruasi membuat perbedaan besar dalam hidup mereka.

Proses ini tidak mudah. Urmila Chanam, seorang pendidik di Bangalore -- yang melakukan perjalanan ke enam negara selama tahap awal dari kampanye — mengatakan, stigma terhadap menstruasi telah tertanam selama bertahun-tahun dalam pikiran pria dan wanita. "Ketika seorang gadis di India mendapat menstruasi pertama kalinya, semua orang mengatakan bahwa dia tak lagi murni karena darah yang mengalir keluar dari dirinya itu kotor," kata Chanam.

"Jadi, dia tumbuh dengan keyakinan bahwa ini adalah hal yang memalukan dan bahwa dia tidak harus membahasnya. Tantangan pertama dari seorang pendidik adalah agar gadis itu mengatasi rasa malu dan takut," tambah Chanam, yang juga menjalankan kampanye berbasis web yang disebut ‘Breaking the Silence', kampanye yang mendorong perempuan dan laki-laki untuk secara terbuka mendiskusikan masalah tersebut.

Stella Paul(IPS) ap/yf