1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kabinda Gugur Ditembak KKB, Operasi di Papua Perlu Evaluasi

27 April 2021

Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur dalam insiden baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua pada Minggu (25/04) sore. Situasi keamanan di Papua dinilai perlu dievaluasi.

https://p.dw.com/p/3sc5y
Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur dalam baku tembak di Distrik Beoge, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (25/04)
Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur dalam baku tembak di Distrik Beoge, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (25/04)Foto: picture-alliance/dpa/G. Frey

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur dalam insiden baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/04) sore.

Brigjen Putu Danny gugur usai ditembak di bagian kepala. Brigjen Putu Danny yang saat itu tengah dalam perjalanan menuju Kampung Dambet beserta Satgas BIN dan Satgas TNI-Polri tiba-tiba dihadang oleh kelompok KKB. Saat itulah aksi baku tembak terjadi.

Dalam rapat koordinasi perkembangan situasi keamanan terkini Papua di Gedung Bina Graha Jakarta, Senin (26/04), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai operasi di Papua perlu dievaluasi.

"Operasi di Papua perlu dievaluasi. Kadang-kadang ada sesuatu yang simple tapi justru membuat rumit keadaan. Jangan terjebak pada situasi itu, maka harus ada perubahan dan pembenahan," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis.

TPNPB OPM mengklaim bertanggung jawab atas penembakan ini.

Label 'teroris' bagi KKB Papua

Terkait peristiwa ini, kini BIN menyebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) sebagai kelompok teroris. "Kontak tembak tersebut terjadi akibat Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua melakukan penghadangan dan penyerangan terhadap rombongan Kabinda," ujar Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangannya, Senin (26/04).

Kepada DW Indonesia, analis intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta mengatakan bahwa berdasarkan definisi terorisme di UU No. 5 Tahun 2018, kelompok tersebut memenuhi unsur untuk disebut sebagai teroris.

"Karena tujuannya adalah untuk memisahkan diri dari NKRI atau dapat dinilai sebagai aksi separatisme maka sangat tepat sebutan kelompok separatis teroris tersebut," papar Stanislaus, Selasa (27/04).

Stanislaus menekankan bahwa kehadiran pemerintah, aparat keamanan TNI, Polri, dan Intelijen di Papua sangatlah penting.

"Tugas utamanya adalah menciptakan situasi kondusif dan aman di masyarakat. Jika ada kelompok yang melakukan gangguan bahkan serangan bersenjata terhadap masyarakat dan aparat maka harus dikejar dan ditumpas," terangnya.

Sebelumnya, dilansir Tempo, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Beka Ulung Hapsara meminta pemerintah berhati-hati memberikan label teroris kepada kelompok bersenjata di Papua.

"Kaitannya dengan labelling teroris, saya kira pemerintah harus hati-hati. Dalam pengertian harus memperhitungkan dampak atau implikasinya baik di dalam negeri maupun internasional," kata Beka, Senin (26/04).

Beka mengatakan Komnas HAM dalam posisi menentang terjadinya semua bentuk kekerasan di tanah Papua oleh siapa pun. Beka juga mengatakan bahwa Komnas HAM mendukung adanya penegakan hukum kepada kelompok bersenjata agar tidak ada lagi tindakan kekerasan, baik kepada masyarakat sipil maupun kepada aparat negara.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya tengah berdiskusi untuk membuka peluang memasukkan KKB Papua ke dalam kategori organisasi teroris.

Jokowi: Tidak ada tempat untuk KKB

Atas pengorbanan dan pengabdian Brigjen Putu Danny tersebut, pangkat Brigjen Putu Danny dinaikkan satu tingkat lebih tinggi.

"Dan negara akan memberikan penghargaan kenaikan satu pangkat lebih tinggi atas dedikasi, pengabdian, dan pengorbanan Brigjen TNI I Gusti Putu Danny," ujar Presiden Joko Widodo dalam konferensi persnya di Istana Merdeka, Senin (26/04) siang.

Dalam kesempatan ini, Jokowi memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menangkap anggota KKB. "Saya juga telah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk terus mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB," tuturnya.

"Saya tegaskan tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air," sambung Jokowi.

Dalam beberapa pekan terakhir kondisi Distrik Beoga di Kabupaten Puncak, Papua, memanas karena ulah KKB. Pada awal bulan ini, KKB dilaporkan membakar tiga sekolah dan menembak mati seorang guru di Beoga, Kabupaten Puncak. Selang beberapa hari kemudian, KKB kembali berulah dengan membakar perumahan guru dan rumah kepala suku di Kampung Dambet.

Polisi, TNI, dan pasukan intelijen yang tergabung dalam operasi gabungan diterjunkan untuk mencari pelaku penyerangan.

rap/gtp (berbagai sumber)