1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Musim Karhutla di Kanada Ciptakan Ancaman Kesehatan di AS

9 Juni 2023

Awal dramatis musim kebakaran hutan di Kanada menyebabkan bencana kabut asap yang melumpuhkan transportasi dan kehidupan publik di AS. Presiden Joe Biden menyebutnya sebagai “peringatan keras” tentang krisis iklim

https://p.dw.com/p/4SNj3
Kabut asap di New York
Kabut asap di New YorkFoto: Lokman Vural Elibol/picture alliance/AA

Pemandangan siluet kota New York yang didambakan wisatawan India, Hemadri Vora, bertolak belakang dengan apa yang didapatinya pekan ini di sana.

"Sangat mengecewakan,” kata dia kepada AFP. "Pastinya, foto-foto yang saya buat tidak akan terlihat jelas.”

Kabut asap tebal dari kebakaran hutan di Kanada menyelimuti udara kota metroplitan AS itu, dan mengurung paksa penduduk di rumah masing-masing. Sekolah melarang semua aktivitas di luar ruangan, termasuk membatalkan kompetisi olahraga.

Bencana kabut asap tidak hanya melanda New York. Saat ini, lebih dari 111 juta penduduk Amerika Serikat hidup dengan kualitas udara yang buruk. Di sebagian wilayah, kualitas udara mencapai level "merah tua,” yang menadakan kategori paling buruk dalam Indeks Kualitas Udara (AQI).

Presiden Joe Biden telah memerintahkan pengiriman bantuan ke Kanada, termasuk "tenaga pemadam tambahan dan aset-aset pemadaman seperti pesawat,” tulisnya dalam sebuah keterangan pers. 

Sejak Mei silam, sebanyak 600 personal pemadam kebakaran asal AS dikirimkan untuk membantu Kanada  menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Kabut asap di New York
Kabut asap akibat karhutla di Kanada membekap kota metropolitan AS New YorkFoto: Michael Nagle/Xinhua/picture alliance

Petaka di Kanada

Musim kebakaran hutan dan lahan di Kanada tahun ini, yang bereskalasi sejak awal, mencatatkan kondisi terburuk dalam sejarah bencana kebakaran hutan di negara Amerika Utara itu. Sejauh ini, pemerintah mencatat terdapat lebih dari 2.372 titik kebakaran hutan dengan total area yang terbakar mencapai 4,3 juta hektar.

Jumlah tersebut menandakan level 15 kali lipat di atas jumlah rata-rata kebakaran hutan tahunan selama satu dekade lalu, klaim Badan Pusat Kebakaran Hutan Kanada (CIFFC).

Saat ini, CIFCC mencatat terdapat 427 titik kebakaran hutan yang masih membara di Kanada, dengan hampir sepertiganya berada di Provinsi Quebec. 

Perdana Menteri Quebec, Francois Legault menegaskan, situasinya mulai stabil dan hujan diprediksi akan datang awal pekan depan. Meski begitu, sebanyak 13.500 warga yang diperintahkan mengungsi belum diizinkan pulang.

Meski musim api di Kanada biasanya berlangsung antara Mei dan September, kerusakan sebesar seperti saat ini jarang terjadi. Keanehan lain yang dicatat ilmuwan adalah wilayah kebakaran yang pertama kali terjadi di barat dan timur secara bersamaan.

Dampak krisis iklim

Organisasi lingkungan meyakini, eskalasi kebakaran hutan di Kanada diakibatkan oleh pemanasan global. Suhu udara di Kanada saat ini memang tercatat lebih panas dan kering ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

"Ini adalah dampak krisis iklim dan kebakaran hutan menyebabkan polusi udara yang mematikan serta mengancam kesehatan jutaan orang,” kata May Boeve, direktur LSM iklim, 350.org.

Hal senada diungkapkan Presiden AS, Joe Biden. "Jutaan warga terancam oleh dampak kabut asap akibat kebakaran hutan di Kanada adalah peringatan kuat tentang dampak perubahan iklim,” tulisnya dalam pernyataan pers.

Sementara itu di New York, warga kini diminta memitigasi musim api di Kanada dengan menyiagakan masker wajah ketika berpergian di luar. Pemakaian masker juga diwajibkan kembali di dalam transportasi publik layaknya selama pandemi Covid-1ß. 

"Saya belum pernah melihat sesuatu seperti ini,” kata Linda Juliano, seorang warga New York yang rutin berpergian dengan kereta bawah tanah. "Situasinya mengingatkan saya pada serangan teror 11 September, ketika langit menjadi gelap dan berkabut,” imbuhnya.

rzn/as (afp,rtr,dpa)