1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Paskah Tahun ini Paskah yang Berbeda 

13 April 2020

Ibadah Paskah tahun 2020 di wilayah yang terpapar wabah corona melahirkan pelayanan gereja cara baru, ibadah jarak jauh. Bagaimana pengalaman umat dan pemimpin agama? 

https://p.dw.com/p/3apdd
Ibadah virtual
Romo Vincent Adi GM melakukan pelayanan via FacebookFoto: Vincent Adi GM.

Romita Hadiwaluyo bersiap dengan baju yang biasa ia kenakan ke gereja. Di ruang keluarga di rumahnya di Cibubur, lilin dinyalakan, vas sudah terisi bunga. Suami, anak dan keponakannya berhimpun di ruang itu di depan televisi. Dengan khidmat, keluarga kecil itu mulai mengikuti kebaktian yang disiarkan langsung gerejanya lewat streaming di media sosial. 

Mengikuti ibadah secara online bukan baru dilakukan saat masa Paskah, Romita bercerita: “Sejak pemerintah pada sebulan yang  lalu, meminta kita melakukan physical distancing untuk mencegah penularan virus COVID-19 ini, maka kegiatan beribadah kami pun sudah dilakukan melalui online.”  

Romita menceritakan, dalam ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus, ia dan keluarga mengikutinya melalui live streaming yang diadakan gereja GSKI Rehobot: “Memang pasti ada perasaan yang berbeda, karena tidak bisa bertemu dan berkumpul bersama teman-teman dan saudara-saudara untuk merayakan Paskah tahun ini. Tetapi kami menyikapi ini semua dengan positif karena pasti ada rencana Tuhan yang lebih baik bagi kita semua,” tutur ibu dari dua anak yang aktif dalam kegiatan gereja ini. Baginya, yang terpenting adalah tetap menjaga diri dengan benar, mengikuti anjuran pemerintah dan tetap optimistis bahwa ‘badai’ ini pasti berlalu, tambahnya.   

Di Jerman pun ibadah lewat online atau televisi 

Di Jerman, Ester Sianturi berdoa sendirian di depan televisi. Anggota Gereja Evangelischen Kirchengemainde Beuel menuturkan kesulitan dalam berkonsentrasi. “Sedikit tidak fokus karena biasanya melihat pendeta secara langsung, kini seperti menonton televisi. Tapi ini penting meski lewat video atau radio, menurut saya dalam situasi seperti sekarang ini kita bisa ibadah di rumah sehingga bisa melindungi diri dan orang lain . Saya tetap bersuka cita karena ini adalah hari kebangkitan Yesus.” 

Tidak ada jaringan internet? 

Hampir di seluruh negara yang terpapar wabah corona, ibadah di masa Paskah tahun ini terpaksa dilakukan lewat media sosial atau televisi. Namun bagaimana yang di pelosok?

Gereja Mahesi Injili di Minahasa punya berbagai cara dalam menyiarkan ibadahnya. Pertama-tama, komisi multimedia menyiarkan ibadah secara live streaming melalui Facebook dan Instagram. Kedua, ibadah yang sama juga disiarkan lewat pengeras suara, sehingga umat yang berada tidak jauh dari gereja bisa mengikutinya.  

Tetap melayani
Pendeta Gina BoedimanFoto: Gina Boediman

Pendeta Gina Boediman dari Gereja Mahesi Injili menjelaskan: “Kami punya alternatif ketiga yakni mengetik tata ibadah dan dikirim ke pelosok-pelosok wilayah yang jaringan internetnya tidak ada atau tidak bagus.” 

Hanya ada empat orang yang bertugas pada saat live streaming dan semuanya pakai masker kecuali pendeta saat berkhotbah, tutur Pendeta Gina, terdiri dari seorang pendeta, pemain musik dan dua orang kru multimedia.    

Gereja adalah kerinduan bagi umat 

Menurut Pendeta Gina dalam teologi Kristen, tidak ada masalah jika umat tidak ke gereja di masa pandemi corona ini. “Dalam teologi kami,  gereja bukan bangunan, melainkan orang yang mengaku percaya kepada Tuhan.” 

Sementara itu Romo Vincent Adi GM, Pastur Gereja Keluarga Katolik Indonesia KKI untuk wilayah Köln, Düsseldorf dan Bochum mengatakan, ke gereja itu bagi umat, bukanlah kewajiban, melainkan kerinduan. ”Kebutuhan-kebutuhan yang melahirkan inovasi baru. Gereja melakukan restrukturisasi, juga dalam pelayanan. Semoga ini hanya sementara karena pada umat ada kerinduan. Kerinduan untuk bersama-sama dengan jemaat lain dan bersama Tuhan,” ujar Romo Vincent.  

Ia sendiri merasakan kerinduan untuk bersama umatnya. Namun ia mengingatkan di masa krisis ini diharapkan umatnya tetap beriman dan menerapkan ajaran cinta kasih, yang sangat diperlukan di masa wabah corona saat ini.