1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Kecam Kekerasan di Suriah

27 April 2011

Aksi kekerasan militer terhadap para demonstran anti pemerintah Suriah terus meningkat. Negara-negara barat masih terlibat perdebatan seru untuk menyamakan posisinya dalam konflik tersebut.

https://p.dw.com/p/114dy
Aksi protes menentang presiden Suriah, Bashar al AssadFoto: picture alliance/dpa

Resep ampuh dari Presiden Suriah Bashar al Assad untuk meredam aksi protes adalah mengirim lebih banyak serdadu, lebih banyak panser dan lebih banyak penembak jitu. Kota Daraa di perbatasan ke Yordania, yang merupakan kubu kelompok perlawanan, dikepung dan diisolasi dari dunia luar. Organisasi pembela hak warga melaporkan, jumlah korban tewas di Daraa terus bertambah. Sejak pecahnya aksi protes di Suriah pertengahan Maret lalu, sedikitnya sudah 400 orang tewas.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon mengecam keras penggunaan peluru tajam dan pengerahan tank serta panser untuk membubarkan demonstrasi damai di Suriah ini. Setelah pertemuan dengan Dewan Keamanan, Selasa (26/04), Ban Ki Moon di New York melontarkan kecaman kerasnya terhadap penguasa di Suriah , “Saya mengecam dilanjutkannya aksi kekerasan terhadap demonstran damai. Khususnya penggunaan tank dan peluru tajam yang membunuh dan melukai ratusan warga. Hal itu dilakukan pemerintah Suriah tanpa peduli bahwa mereka memiliki kewajiban melindungi rakyat sipil serta menghormati hak asasi manusia internasional. Itu juga mencakup hak kebebasan berpendapat dan berkumpul secara damai. Komisi tinggi untuk hak asasi dan saya sepakat, di sana harus dilakukan pengusutan yang independen, transparan dan efektif.“

Walaupun aksi kekerasan yang dilancarkan pasukan keamanan Suriah terhadap para demonstran anti pemerintah terus meningkat, namun sejauh ini masyarakat internasional belum dapat menyepakati sebuah posisi bersama. Sebuah rancangan pernyataan mengecam kekerasan di Suriah yang diajukan Perancis, Jerman, Inggris dan Portugal di Dewan Keamanan PBB, hingga usai sidang hari Selasa (26/04) belum dapat mencapai kata sepakat. Sidang DK PBB akan dilanjutkan hari Rabu (27/04).

Apakah akan tercapai kesepakatan bagi pernyataan bersama di Dewan Keamaanan, hal itu terutama amat tergantung dari sikap dua negara pemilik hak veto, Rusia dan Cina. Kedua negara itu hingga kini menolak inisiatif empat negara Eropa, dengan alasan hal itu berarti mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Duta besar Cina di PBB, Li Baodong, menyatakan, pihaknya mengupayakan sebuah solusi politik. Juga Amerika Serikat bersikap menahan diri. Amerika Serikat juga menyatakan, sementara ini berkonsentrasi untuk sebuah solusi politik dan jika diperlukan, juga menerapkan sanksi.

Sementara itu, PM Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam percakapan telefon dengan Presiden Suriah Bashar al Assad, menyampaikan imbauannya bagi sebuah reformasi di Suriah. Ankara juga akan mengirimkan utusannya ke Damaskus, untuk membicarakan lebih jauh solusi konflik. Utusan Turki kemungkinan, Kamis (28/04), akan berbicara dengan Bashar al Assad. Erdogan menegaskan, tentu saja situasi terbaru amat mencemaskan. "Utusan kami akan menegaskan posisi Turki. Kami mengharapkan masalahnya dapat secepat mungkin diatasi dan kami menolak segala cara yang tidak demokratis", kata Erdogan lebih lanjut.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp/ap

Editor : Dyan Kostermans