1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Afghanistan Wahlergebnis

19 Oktober 2009

Dua bulan setelah pemilihan presiden di Afghanistan, pemeriksaan atas tuduhan kecurangan pemilu akhirnya selesai. Karzai mungkin harus kembali melawan Abdullah di pemilu putaran kedua.

https://p.dw.com/p/KAgo
Antrian di sebuah TPS di Afghanistan Agustus laluFoto: DW

Di seluruh Kabul para penghitung kertas suara dari pemilu Agustus lalu menunggu dengan tegang. Baik itu di kedutaan-kedutaan besar, di berbagai perwakilan organisasi internasional, di kantor Presiden Hamid Karzai dan tentu di markas penantang utamanya, Abdullah Abdullah.

Komisi pengaduan kecurangan pemilu ECC yang ditugasi memeriksa tuduhan kecurangan pada pemilu 20 Agustus lalu setelah menunda cukup lama akhirnya menyampaikan laporannya. Tetapi barang siapa mengharapkan adanya pernyataan konkrit mengenai akibatnya terhadap persentase suara bagi masing-masing kandidat akan kecewa. Pengumuman komisi pengaduan ini hanya berisikan penjelasan mengenai metode pemeriksaan manipulasi dan analisa kredibilitas setiap TPS. Namun penghitungan baru dan keputusan mengenai hasil pemilu, tetap menjadi tugas komisi pemilihan umum Afghanistan. Sekarang mereka harus mengumumkan hasil pemilu yang dikurangi jumlah suara hasil kecurangan. Tidak seorang pun tahu kapan hal ini akan dilakukan.

Seorang juru bicara komisi pemilu mengumumkan akan melansir pemberitahuan hari Rabu ini (21/10). Tetapi para pengamat melihat adanya kemungkinan, komisi pemilu akan mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan ulang dan meminta mahkamah konstitusi turun tangan.

Saat ini masih belum jelas apakah presiden saat ini, Karzai, yang dalam putaran pertama mendapatkan suara mayoritas, sekarang merosot perolehan suaranya menjadi kurang dari 50 persen. Kalau begitu, maka menurut undang-undang harus diadakan pemilihan putaran kedua. Juru bicara Karzai mengatakan, sulit untuk menetapkan dampak dari laporan pemeriksaan komisi pengaduan karena hal ini „sangat teknis.“

Sementara itu pemerintah AS kembali menegaskan, pengiriman pasukan tambahan ke Hindukush bergantung dari penyelesaian krisis di pemerintahan Afghanistan yang dipicu pemilihan presiden. Senator AS yang berpengaruh, John Kerry, untuk sementara menentang penambahan pasukan.

“Adalah hal yang sangat tidak bertanggung jawab, kalau presiden AS mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan, sebelum proses pemilihan selesai dan sebelum kita tahu siapa yang menjadi presiden, serta pemerintahan macam apa yang akan bekerja sama dengan kami. Dan jika komandan kita sendiri berkata, hal terpenting untuk mencapai tujuan kita disini adalah pemerintahan yang baik dan pemerintahan sekarang ini masih akan berubah, tidak mungkin presiden mengatakan, “oh, mereka meminta pasukan lebih banyak, baiklah, ini pasukan yang kalian minta.” Itu adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari seorang presiden AS.”

Beberapa minggu lalu berbagai harian Amerika Serikat memberitakan, Karzai hanya mendapatkan kurang dari 50 pesen suara setelah dikurangi suara hasil kecurangan. Di kalangan diplomat di Kabul dapat didengar, Karzai berjuang agar hasil akhir pemilu tidak diumumkan karena ia tidak lagi mempunyai suara mayoritas .

Namun demikian, pemilihan presiden putaran kedua di Afghanistan sangat sulit dilakukan karena berbagai kendala. Di banyak wilayah pedalaman pemilu tidak akan bisa digelar dalam dua minggu mendatang karena mulai tibanya musim dingin. Selain itu situasi keamanan yang labil dan kecewanya para pemilih juga menjadi rintangan berikutnya.

Sabina Matthay/Anggatira Rinaldi
Editor: Agus Setiawan