1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Ambisi Besar Pemerintah Bangun Kembali Indonesia

Rizki Akbar Putra
17 Mei 2019

Pemerintah melalui Bappenas tengah menyusun rencana membangun ulang Indonesia. Puluhan bandara, pembangkit listrik, dan insfrastruktur transportasi siap dibangun di penjuru Nusantara dengan biaya 400 miliar dolar.

https://p.dw.com/p/3Idhe
Indonesia, Asia, Jakarta, city, Tugu Selamat Datang, Square, Bundaran Hi, Avenue, traffic, sunset, colours, rush hour, downtown, skyscrapers, buildings
Foto: picture-alliance/prisma

Indonesia kini sedang menyusun rencana besar untuk membangun mega proyek infrastruktur dengan anggaran lebih dari 412 miliar dolar atau nyaris mencapai 6.000 triliun rupiah. Dimulai dari pembangunan 25 bandara baru hingga pembangkit listrik baru. Rencana ini merupakan upaya pemerintah untuk memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Bambang Brodjonegoro, dalam wawancaranya bersama Bloomberg, Indonesia menargetkan menjadi  negara di Asia Tenggara yang memiliki nilai pertumbuhan ekonomi terbesar. Dalam proposoal tersebut tertulis anggaran pembangunan sebesar Rp 5.957 triliun dalam bentuk investasi dalam rentang waktu dari tahun 2020 hingga 2024. Sekitar 40 persen dari anggaran tersebut akan didanai langsung pemerintah, 25 persen melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sisanya melalui pihak swasta.

Dengan pengeluaran lebih dari 60 persen ditujukan untuk sektor infrastruktur, menurut Bambang merupakan salah satu strategi Presiden Joko Widodo yang mengandalkan sektor infrastruktur sebagai kekuatan utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini masih berkisar di angka lima persen. Ini juga merupakan usaha pemerintah untuk memeratakan kesejahteraan di seluruh penjuru Nusantara, seperti yang sering dijanjikan Jokowi yakni pembangunan Indonesia berbasis Indonesia-sentris.

Baca juga: Jokowi: Demi Kemakmuran, Kita Harus Mau Sakit Dulu

Bambang meyakini, konektivitas menjadi kunci utama dalam pertumbuhan ekonomi. "Kami berencana untuk membangun jalan raya udara dengan membangun landasan terbang atau bandara yang lebih kecil untuk konektivitas di daerah terpencil seperti wilayah Papua,” terang Bambang dikutip dari Bloomberg.

"Proposal itu juga menyerukan peningkatan sebanyak 165 bandara yang ada dan pengembangan fasilitas berbasis air untuk pesawat amfibi untuk mengakses pulau-pulau terpencil di negara kepulauan terbesar di dunia ini,” Bambang menambahkan.

Berpotensi menambah hutang negara?

Senada dengan Bambang Brodjonegoro, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, mengaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak cukup hanya mengandalkan sektor-sektor publik. Investasi menjadi modal penting dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dengan iklim investasi yang baik akan menarik minat swasta untuk menanamkan modal sehingga dapat mendukung strategi pemerintah saat ini.

"Investasi merupakan indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian suatu negara. Melalui investasi akan tersedia berbagai sarana produksi yang dapat dioptimalkan untuk menghasilkan output dan nilai tambah yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” ujar pria yang kerap disapa Bamsoet itu dalam pernyataan tertulisnya kepada DW Indonesia.

Menurutnya kemampuan fiskal pemerintah saat ini sangat terbatas. Apalagi diketahui proyek-proyek besar beberapa tahun belakangan membuat pemerintahan Jokowi untuk membiayainya. Pemasukan pajak yang rendah dan rendahnya harga komoditas juga makin menekan kondisi tersebut.

Menanggapi rencana Bappenas, ekonom Didik Rachbini menyatakan akan banyak tantangan yang menanti  pemerintah terkait dengan hal tersebut, seperti tantangan sosial politik dan juga sumber dana. "Asal jangan tabrak langsung dengan Cina yang punya potensi gagal seperti di negara-negara lain dan menjadi perangkap utang. DPR perlu mengawasi dan tidak memberi persetujuan utang jika bahaya,” ujar Didik saat diwawancarai DW Indonesia.

Didik juga meyakini bahwa infrastruktur transportasi menjadi  hal paling penting dalam ambisi pemerintah tersebut. "Yang paling penting adalah kereta api, kedua infrastruktur laut dan jalan. Yang lain mengikuti seperti pelabuhan adalah bagian dari laut,” tambah peneliti senior INDEF tersebut. Infrastruktur yang lebih baik juga dinilai akan membantu upaya pemerintah untuk menarik wisatawan sehingga membantu menekan defisit neraca berjalan.

Pertumbuhan ekonomi lebih rendah

Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran lima persen per tahun. Bahkan menurut Gubernur Bank Indonesia , Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini lebih rendah dibandingkan proyeksi BI. Kondisi tersebut terlihat dari kondisi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang hanya tumbuh 5,07%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,18%. Meskipun sedikit lebih tinggi dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya yang tumbuh 5,06%. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/5), dilansir dari Kontan.

Pemerintah pun kini menargetkan pertumbuhan ekonomi menjadi 5,6 persen di tahun depan dari yang sebelumnya 5,3 persen. Seperti diketahui angka ini meleset dari janji Jokowi sebelum masa kepemimpinannya dimulai. Saat itu ia berjanji, dibawah kepemimpinannya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 7 persen.

 rap/ts (Bloomberg, Kontan)