1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Jantung Juga Penyakit Perempuan

Gudrun Heise6 November 2012

Tahun 2010 sekitar 26.000 perempuan meninggal karena serangan jantung. Pada pria jumlahnya mencapai 33.000. Masalahnya, perempuan sering tidak menyadari gejalanya.

https://p.dw.com/p/16dQC
Foto: Fotolia/R. Kneschke

Rasa nyeri di dada, lengan kiri, bagian atas perut atau di pundak. Ini gejala serangan jantung dan sering dianggap sebagai penyakit kaum pria. Ini tidak hanya anggapan banyak dokter, tetapi juga kaum perempuan. Demikian menurut Profesor Annette Geibel, dokter di Universitas Pusat Jantung Freiburg. Perempuan juga tidak kebal dari kegagalan organ tubuh yang paling penting ini.

Penyebabnya adalah penyempitan pembuluh darah

Saat serangan jantung terjadi, pembuluh yang memasok otot jantung dengan darah dan zat makanan mengalami penyempitan sehingga berhenti berfungsi dengan baik.

Serangan jantung harus segera ditangani. Baik pada pasien pria mau pun perempuan. Pada pria serangan jantung lebih cepat dikenali dan pasien bisa dilarikan segera ke rumah sakit. Di sana langkah pertama adalah penanganan dengan kateter jantung. Antara lain dengan tindakan “peniupan” atau “balonisasi” yang bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung. Penyempitan menjadi terbuka sehingga aliran darah koroner menjadi lancar kembali.

Gejala yang dirasakan berbeda

Sakit saat serangan jantung dirasakan dan diintepretasi secara berbeda oleh laki-laki dan perempuan. "Seringnya, kaum pria merasakannya seperti sakit yang luar biasa." Menurut Geibel, seorang pria biasanya akan mengatakan itu rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sementara kaum perempuan, "ya memang sakit. Tapi tidak separah itu."

Pada perempuan, gejala serangan jantung seringnya adalah mual, muntah, sakit punggung dan sesak napas. Sehingga seringnya gejala tersebut dianggap karena masalah tulang punggung atau makanan yang sudah basi. Seringnya, perempuan menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya, namun tidak tahu apa masalahnya.

Diagnosa lebih sulit pada perempuan

Perempuan sering menunggu terlalu lama sebelum pergi ke dokter. Mereka tidak bisa menjelaskan secara konkrit masalahnya. Ini pengalaman Geibel. Sehingga sulit bagi dokter untuk mendiagnosa 'serangan jantung' secara benar. Perempuan juga jarang yang berpikir bahwa dirinya pun bisa terkena serangan jantung. Kanker ya, tapi tidak serangan jantung. Itu kan penyakit laki-laki.

Perempuan biasanya baru terkena serangan jantung di usia lebih lanjut daripada laki-laki. Karena hingga masa menopause perempuan terlindungi lebih baik oleh hormon. Setelah menopause, tidak ada lagi estrogen yang diproduksi, sehingga bahaya serangan jantung bertambah.

Perempuan sering hidup sendiri di usia lanjut.

Perempuan biasanya hidup lebih lama dari laki-laki. Bayi laki-laki yang lahir tahun 2010 diperkirakan akan hidup hingga 77 tahun 4 bulan, sementara bayi perempuan 82 tahun 6 bulan. Banyak perempuan yang hidup seorang diri di masa tuanya dan tidak ada yang mendesaknya untuk menelpon dokter. Jika ahli kedokteran dan perempuan lebih sensitif dalam diagnosa serangan jantung, maka perempuan akan lebih cepat ditangani dan kemungkinan bertahan hidupnya lebih tinggi.

Walau ada perbedaan, ada juga kesamaannya. Khususnya dalam hal pencegahan. Satu hal berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga bisa terjadi penyempitan. Tekanan darah tinggi, kurang bergerak, stres dan merokok, ini semua berdampak negatif pada pembuluh.

Ada banyak cara mencegah serangan jantung. Mulai dari olahraga, pengurangan stres hingga pola makan yang benar. Menurut hasil penelitian yang menjanjikan, ada jenis coklat tertentu yang bisa mengurangi resiko terkena serangan jantung.