1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Waktunya Menghancurkan Virus Cacar?

Natalie Muller15 Mei 2014

Badan Kesehatan Dunia WHO siap menentukan apakah stok virus cacar yang masih ada akan dihancurkan. Sejumlah ilmuwan berargumentasi bahwa sampel tersebut masih diperlukan untuk kepentingan riset.

https://p.dw.com/p/1BzNf
Foto: Getty Images

Cacar adalah salah satu virus paling mematikan sepanjang sejarah manusia. Lebih dari 300 juta orang tewas hanya pada abad ke-20 saja.

Lebih dari tiga dekade lalu, WHO mendeklarasikan cacar berhasil diatasi. Pengumuman ini datang setelah kampanye vaksinasi global, dan segala upaya dikerahkan untuk memastikan semua sampel cacar - dikenal sebagai virus variola - sudah dihancurkan.

Hanya sejumlah spesimen yang dipertahankan dan disimpan dalam nitrogen cair di dua laboratorium dengan pengamanan ketat di Rusia dan Amerika Serikat.

Hancurkan atau jangan?

Sampel dipertahankan sehingga ilmuwan dapat menjalani riset 'kesehatan publik penting' yang disetujui WHO mengenai virus - terutama untuk mengembangkan vaksin baru, obat antiviral dan teknik diagnosa yang lebih baik.

Variola termasuk ke dalam famili orthopoxvirus
Variola termasuk ke dalam famili orthopoxvirusFoto: Getty Images

Namun riset cacar tidak mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hasilnya, tahun 2013 sekelompok peneliti yang ditunjuk WHO tidak dapat membenarkan penyimpanan sampel virus variola hidup.

Bisnis yang belum selesai

Masih ada pihak yang menentang penghancuran sisa sampel variola. Salah satunya Inger Damon, direktur Pusat Kolaborasi WHO untuk Cacar dari Pusat Kontrol Penyakit di Atlanta, Georgia, yang menjadi lokasi penyimpanan salah satu sampel.

Dalam sebuah makalah opini yang terbit Mei 2014 melalui jurnal sains 'PLoS Pathogens,' Damon berargumentasi bahwa masih ada 'jurang yang signifikan' terkait pengetahuan mengenai cacar.

Sejumlah peneliti berargumen tugas pengembangan vaksin cacar yang lebih baik belum tuntas
Sejumlah peneliti berargumen tugas pengembangan vaksin cacar yang lebih baik belum tuntasFoto: picture-alliance/dpa

"Kami telah menjalani agenda riset cacar selama 10 tahun, dan kami berhasil mengembangkan vaksin yang tidak terlalu reaktogenik, dan juga antiviral," ungkapnya kepada DW. "Namun kami merasa belum menuntaskan apa yang menjadi tujuan awal, dan dalam jangka pendek kami masih harus dapat mengakses virus untuk kepentingan uji coba."

Khawatir akan bioterorisme

Muncul kekhawatiran bahwa tanpa riset lebih lanjut, komunitas internasional tidak akan mampu merespon ancaman di masa depan, seperti serangan bioterorisme.

Kekhawatiran ini tumbuh sejak serangan antraks di Amerika Serikat tahun 2001. Serangan itu mendorong Washington untuk memperbanyak stok vaksin cacar.

Ada juga spekulasi mengenai kemungkinan sampel cacar yang tersembunyi bisa jatuh ke 'tangan yang salah.'

Pada tahun 70-an, Uni Soviet mulai memproduksi 'cacar sebagai senjata pemusnah.'

Meski stok ini dilaporkan sudah dihancurkan awal 90-an, sejumlah pakar yakin virus cacar dalam botol-botol kecil telah diperdagangkan atau dicuri ketika Uni Soviet pecah.

Benjolan berisi cairan merupakan gejala cacar yang khas
Benjolan berisi cairan merupakan gejala cacar yang khasFoto: cc-by/Otis Historical Archives of National Museum of Health & Medicine

Membuat virus hidup dari nol

Cacar adalah bagian dari famili orthopoxvirus dan diyakini muncul pada manusia sekitar 10.000 SM.

Meski sudah teratasi, kemajuan sains modern berarti secara teknis mungkin untuk menciptakan kembali virus dari nol - meski ini dilarang oleh WHO.

Tetap saja, menurut editor jurnal 'The Lancet Infectious Diseases' John McConnell, bukan tidak mungkin muncul skenario di masa depan yang membutuhkan stok virus variola hidup. Contohnya apabila virus cacar muncul di alam liar dan bermutasi menjadi galur yang menyebabkan penyakit manusia.

"Sejarah penyakit menular telah mengajarkan kita untuk menduga sesuatu yang tidak terduga. Dan sesuatu mungkin saja terjadi yang memerlukan lebih dari sekedar sekuens DNA virus variola," pungkas McConnell.

Dewan Kesehatan Dunia (WHA) menggelar pertemuan terkait penghancuran sampel variola hidup di Jenewa tanggal 19-24 Mei.